Menara Asmaul Husna Masjid Al Ijtihad Jadi Ikon Kampung Lamakera Flores

LAMAKERA, MORALRIAU.COM Tidak sulit untuk membedakan perkampungan Lamakera di antara perkampungan lainnya yang ada di sekitar gugusan pulau-pulau yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dari speed boat atau perahu kayu yang menjadi alat transportasi utama antar pulau di kawasan itu, kita dapat melihat dengan jelas Menara Asmaul Husna yang merupakan bagian dari bangunan Masjid Al Ijtihad di perkampungan tersebut.

Kemegahannya semakin terlihat jelas di saat senja mulai berganti malam dengan semarak lampu-lampu yang menghiasinya. Suara adzan terdengar sayup-sayup dari pengera suara, kian menambah suasana syahdu.

Di hari Jumat, bukan hanya kaum pria yang menunaikan ibadah sholat Jumat tetapi juga kaum perempuan berduyun-duyun berjamaah di masjid, sebuah pemandangan menarik layaknya di kota santri.

Di sekitar masjid kita akan menjumpai rumah-rumah berjejer rapi dengan para penduduknya yang ramah dan hangat. Para perempuan di kampung ini rata-rata mengenakan hijab menutup dada, bahkan termasuk anak-anak.

Di sela-sela aktivitas, kita juga bisa melihat para perempuan sedang membuat jagung titi di tungku halaman rumah, sebagian lainnya mencari kayu bakar di kebun atau di hutan.

Sementara, anak-anak bermain di tepi pantai, ada yang bermain perahu dengan menggunakan streo foam seukuran matras tempat tidur, dan yang lainnya bermain bola dengan kaki telanjang ada juga yang lebih memilih berenang sambil menangkap ikan. Terik matahari yang membakar kulit tidak mengganggu keasyikan mereka yang sedang menikmati masa liburan sekolah.

Lamakera adalah nama sebuah perkampungan muslim yang terletak di ujung timur Pulau Solor, perkampungan ini terdiri dari dua desa yakni Desa Watobuku dan Desa Motonwutun, Kecamatan Solor Timur.

Pulau Solor dalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara Timur, yakni di sebelah timur Pulau Flores. Pulau ini dibatasi oleh Selat Lowotobi di barat, Selat Solor di utara, Selat Lamakera di timur, dan Laut Sawu di bagian selatan.

Nama Lamakera sendiri, konon merupakan gabungan dari dua kata yakni Lamak yang berarti piring yang berisi makanan dan Kera wadah atau piring makan yang terbuat dari daun lontar.

Terdapat tujuh suku suku yang mendiami perkampungan ini, di antaranya adalah suku Sikka Songge yang merupakan suku tertua. Para pria Lamakera dikenal sebagai nelayan tangguh yang gagah berani di lautan, mereka dikenal sebagai pemburu beragam jenis ikan dari pari manta hingga ikan paus.

Menikmati Lamakera tak lengkap rasanya jika kita tidak menaiki bukit, ada tiga bukit yang mengapit perkampungan nelayan muslim Lamakera yaitu bukit Moton Wutun, bukit Kabir dan bukit Nuba. Dari atas bukit yang berada di belakang perkampungan.

Kita akan disuguhkan pemandangan cantik sekitar Lamakera, lautan berbatasan dengan langit biru, deretan pulau-pulau yang berdekatan seperti Adonara, Lembata, Alor, dan pulau-pulau kecil di Flores Timur. Puluhan perahu yang bersandar di sekitar berpadu dengan bukit nan hijau membuat kita merasa betah di tempat ini.

Dari atas bukit kita juga akan melihat lebih jelas keindahan Masjid Al Ijtihad yang merupakan kebanggaan masyarakat Lamakera.

Sumber okezone

Komentar