Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Taufik Ismail Sebut Pembunuhan

JAKARTA, MORALRIAU.COM – Pemilihan umum 2019 menjadi sorotan, terlebih banyaknya persoalan yang muncul setelah 17 April 2019 lalu.

Salah satu yang mencolok adalah banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia. Hal ini turut menjadi sorotan dari Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Bela Negara (GBN).

Organisasi itu menggelar konferensi pers sore tadi. Salah satu yang dihadirkan adalah penyair dan budayawan Taufik Ismail. Ia mengomentari soal banyak petugas KPPS yang meninggal.

Diberitakan viva, menurut Taufik, jumlah di angka 500 orang meninggal dunia bukanlah hal yang wajar. Perlu ditelusuri, bahkan ia menyebut ini sebagai bentuk pembunuhan.

“500 lebih petugas KPPS meninggal dunia. Ini mesti diperiksa, tidak wajar, karena tidak mungkin terjadi kematian yang begitu besar, kalau bukan bentuk dari pembunuhan,” kata Taufik di Jakarta Pusat, Rabu 8 Mei 2019.

Atas dasar itu, Taufik mendoakan agar para petugas KPPS yang meninggal menjadi mati syahid. Berharap kejadian serupa tidak terulang lagi.

“Ya Rabb, jadikanlah mereka syahid. Apa yang terjadi saat ini tidak terulang lagi,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Bela Negara Mayjen TNI (Purn) Budi Sujana memberikan solusi terhadap persoalan pasca pemilihan umum yang tengah dihadapi bangsa Indonesia.

Banyaknya kecurangan dan problematika lainnya dinilai perlu ada langkah konkret. Berbagai pihak diminta segera duduk bersama.

‘Berbagai persoalan pemilu apabila terus berlangsung, maka akan memicu konflik yang bisa memecah-belah persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Budi Sujana.

Untuk itu, Budi menyarankan agar segera duduk bersama. Berbagai elemen yang dimaksud adalah, kubu 01, 02, KPU, Bawaslu, TNI dan Polri.

“Segera duduk bersama, peganglah asas jujur dan adil, kalau asas itu dilupakan ya sudah. 01, 02, KPU, bawaslu, Polisi jika tidak duduk bersama maka Anda akan menghancurkan negara ini,” ujarnya.

Budi menuturkan semua harus berpikir kembali kepada cita-cita pendiri bangsa. Harus berpikir bagaimana mengangkat derajat bangsa Indonesia.

“Saya tidak bicara siapa yang menang, Prabowo atau Jokowi. Elemen itu harus bicara, kembali kepada cita-cita pendiri bangsa, untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia,” katanya. (*)

Komentar