Massa Aksi Bela Nabi Muhammad Dilarang Bawa Bendera Tauhid, Ini Penjelasan GMMK Riau

PEKANBARU, MORALRIAU.COM – Ratusan peserta Aksi Super Damai Bela Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di Tugu Perjuangan, Pekanbaru sempat mengalami permasalahan karena dilarang untuk mengibarkan bendera yang bertuliskan kalimat Tauhid, Jumat (20/12/2019).

“Kita pernah meminta agar MUI Riau agar mengeluarkan bayan atau fatwa terkait bendera Ar-Rayah dan Al-Liwa, namun sayang hingga saat ini MUI Riau belum mengeluarkan itu,” cakap Ketua GMMK Riau, Yana Mulyana seusai aksi.

Selanjutnya Yana menegaskan bahwa secara pribadi dirinya menilai bahwa bendera Ar-Rayah dan Al-Liwa adalah kalimat Tauhid.

“Ini tidak identik dengan sebuah Ormas, ini adalah panji Rasulullah. Kalau ada yang mengatakan tidak pas atau segala macam itu wajar-wajar saja,” jelasnya, seperti dimuat cakaplah.

Yana juga menjelaskan bahwa petugas kepolisian tidak melarang adanya massa aksi yang membawa bendera berkalimat Tauhid, namun hanya sebagai imbauan saja.

“Bukan larangan, hanya imbauan saja agar bendera berkalimat Tauhid tidak terlampau banyak,” tukasnya.

Kutuk Penindasan Muslim Uighur

Dalam aksi tersebut Ketua GMMK Riau menyayangkan sikap dari Pemerintah Indonesia yang belum ada melakukan tindakan apapun terhadap Pemerintah Republik Rakyat China yang menindas umat Muslim Uighur.

“Pemerintah Indonesia harus bersuara, umat Islam Indonesia paling banyak di dunia. Namun sampai saat ini kita belum mendengar pernyataan keras dari pemerintah Indonesia. Padahal ada saudara kita di China yang terkena musibah, ini harus disuarakan secara Internasional,” Cakap Ketua GMMK Riau, Yana Mulyana.

Yana menjelaskan sebanyak 22 negara sudah menyatakan bahwa China bersalah karena telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Yana menduga karena keterkaitan kerja sama antara Indonesia dan China menjadi beban tersendiri bagi Indonesia untuk tidak melayangkan protes terhadap pemerintah China.

“Saya pikir mungkin ini terkait dengan bisnis dan ketergantungan antara Indonesia dengan China sehingga tidak bisa tegak kepala di hadapan China,” Jelasnya.

Karena banyaknya ketergantungan dan bantuan yang diberikan oleh China untuk Indonesia, Yana menuturkan hal tersebutlah yang membuat Pemerintah Indonesia merasa sungkan untuk membela umat Muslim Uighur.

“GMMK sangat mengutuk kejadian tersebut,” Tukasnya. (*)

 

 

 

Komentar