Mahasiswa Desak Usut Perambahan dan Pembakaran Hutan TNTN

PEKANBARU, MORALRIAU.COM – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Study Mahasiswa Riau, mendatangi dan melakukan aksi unjukrasa di DPRD Provinsi Riau, Selasa (10/9/2019).

Mahasiswa meminta agar DPRD Riau mengusut adanya indikasi pembalakan dan pembakaran hutan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).

Menurut massa aksi, TNTN yang merupakan salah satu upaya untuk melestarikan alam, kini terbakar. Dari 83.000 hektare lahan TNTN, sekarang hanya tinggal 20.000 hektare saja.

Koordinator Umum Aksi, Roby mengatakan, selain mengenai TNTN, mahasiswa ini juga meminta agar DPRD dan pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menindak tegas oknum-oknum pembakar lahan. Baik individu maupun perusahaan.

“Riau kembali dilanda asap, kami sangat prihatin. Sekolah diliburkan, gedung-gedung tinggi tak terlihat lagi. Kita minta pemerintah segera bertindak tegas terhadap perusahaan pembakar lahan,” tegasnya, seperti dimuat cakaplah.

Adapun, ada 6 pernyataan sikap dari mahasiswa dalam tuntutannya yang disampaikan ke DPRD Riau untuk ditindaklanjuti. Yakni, mendesak kepala BKSDA mundur dari jabatannya. Meminta Menteri LHK mengevaluasi jajaran struktur BKSDA.

Selanjutnya, mendesak DPRD Riau untuk membentuk tim pencari fakta atas dugaan keterlibatan oknum kepolisian dalam penambahan dan pembalakan hutan di kawasan TNTN. Meminta pihak BBKSDA bertanggungjawab atas program penghijauan yang tidak terealisasi.

Selanjutnya, meminta Balai TNTN mundur dari jabatannya yang tak bisa mengurus TNTN. Diduga adanya jual beli lahan konservasi di kawasan TNTN yang melibatkan oknum tertentu.

Sementara itu, Anggota DPRD Riau, Hardianto dan Syafruddin Iput yang menerima massa aksi, meminta agar Aliansi Mahasiswa Riau yang menggelar unjukrasa tersebut membawa bukti valid mengenai indikasi pembakaran lahan TNTN tersebut.

“Jadi bukan hanya kecurigaan semata, tapi memang benar adanya, agar kami di DPRD bisa mengusut,” ujar Hardianto.

Hadianto menegaskan bahwa pihaknya akan meneruskan aspirasi mahasiswa ini ke pimpinan sementara.

“Semua aspirasi akan kita teruskan ke pimpinan. Sedangkan soal karhutla, memang kita belum bisa berbuat, karena alat kelengkapan dewan dan sebagainya belum dibentuk. Yang jelas, kita semua tidak ingin kejadian 2015 kembali terulang,” tukasnya. (*)

Komentar