Kenapa Kelinci Dijadikan Hewan Percobaan? Begini Penjelasannya

MORALRIAU.COM – Kelinci dikenal sebagai salah satu hewan percobaan yang kerap digunakan dalam penelitian. Dari situ, berkembang ungkapan “kelinci percobaan.” Apakah detikers tahu, kenapa kelinci dijadikan hewan percobaan?
Kelinci merupakan bagian terbesar dari hewan percobaan kategori hewan kecil. Contoh hewan percobaan kecil yaitu seperti tikus, anak tikus, guinea pigs, dan kelinci. Sementara itu, hewan percobaan besar di antaanya yaitu anjing, kambing, dan primata, seperti dikutip dari penelitian Manjeet Mapara dkk., Rabbit as an Animal Model for Experimental Research.

Kelinci pertama kali digunakan dalam penelitian pengembangan vaksin pada tahun 1881. Saat itu, Louis Pasteur menggunakan kelinci untuk mengembangkan vaksin rabies, seperti dikutip dari penelitian Pedro J. Esteves dkk., The Wide Utility of Rabbits as Models of Human Diseases.

Sejak penelitian Pasteur, kelinci dijadikan hewan percobaan dalam pengembangan obat sifilis, tuberkulosis, HIV-AIDS, penyakit hati, herpes, dan jenis papillomavirus. Sejumlah organisasi animal anti-cruelty atau anti kekejaman terhadap hewan mencoba menekan penggunaan hewan sebagai alat percobaan tersebut. Sebab, praktik ini dapat menyakiti dan membahayakan hewan-hewan percobaan.

Dikutip dari laman American Anti-Vivisection Society, kelinci juga digunakan dalam penelitian racun pada kosmestika dan produk sehari-hari. Hal ini menyebabkan kerusakan mata dan iritasi kulit pada kelinci yang menyakitkan. Karena itu, sejumlah produk kosmetik yang mendukung animal anti-cruelty menghentikan praktik ini dan memasang label anti kekejaman pada hewan di produknya.

Terlepas dari proses percobaan yang dilakukan, lingkungan laboratorium juga menyebabkan stres pada kelinci. Tekanan ini juga menyebabkan penurunan imun dan peningkatan risiko penyakit pada hewan. Lantas, kenapa kelinci dijadikan hewan percobaan?

Kenapa Kelinci Dijadikan Hewan Percobaan
1. Jinak dan Tidak Agresif
Kelinci merupakan hewan jinak yang tidak agresif, sehingga lebih mudah ditangani dan diamati. Dikutip dari penelitian Mapara dkk., hal ini memudahkan peneliti mendapat kelinci dari padang rumput, hutan, dan peternakan.

2. Banyak Dikembangbiakkan dan Ekonomis
Kelinci banyak dikembangbiakkan dan dianggap sangat ekonomis jika dibandingkan dengan biaya memperoleh hewan yang lebih besar. Meskipun struktur mikro dan makro tulang kelinci tidak mirip dengan manusia, kelinci digunakan sebagai hewan percobaan sebelum uji coba lanjutan pada hewan besar. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan bisa lebih rendah jika uji coba pertama tidak berjalan sesuai rencana.

Di samping itu, tingkat reproduksi kelinci yang tinggi membuatnya digunakan dalam pengujian embryotoxicity. Pengujian ini mengetes seberapa bahaya sebuah produk bagi janin atau ibu hamil.

3. Siklus Vital Pendek
Siklus hidup kelinci terdiri dari siklus vital yang pendek, yaitu masa dalam kandungan, menyusui, dan menjadi dewasa. Hal ini membuat kelinci dapat segera menjadi hewan percobaan setelah lahir ketimbang hewan besar yang punya siklus vital lama, seperti gajah yang menunggu bertahun-tahun untuk jadi dewasa.

4. Perizinan
Kategori kelinci sebagai hewan kecil membuat perizinan penggunaan kelinci di percobaan terkadang hanya memerlukan izin dari komite etik lokal. Sementara itu, hewan yang lebih besar memerlukan izin tambahan dari komite etik pusat. Dengan begitu, penggunaan kelinci sebagai hewan percobaan saat itu dianggap menghemat waktu dalam urusan perizinan ketat.

5. Fasilitas Pemeliharaan
Fasilitas pemeliharaan harus disediakan untuk hewan besar yang akan dibedah sebagai bagian dari perizinan etis. Kriteria fasilitas pemeliharaan yang terperinci dan dianggap mahal ini membuatnya terkadang hanya dimiliki oleh pusat penelitian hewan saja. Karena itu, hewan kecil seperti kelinci dianggap lebih mudah digunakan dalam pembuatan fasilitas pemeliharaannya.

Nah, rupanya sifat jinak hingga perhitungan biaya menjadi penyebab kenapa kelinci dijadikan hewan percobaan. Selamat belajar ya, detikers. (detikcom)

Komentar