Ingat Bahaya Neraka Iklim Sedang Mengancam Dunia

JAKARTA, MORALRIAU.COM – Presiden Joko Widodo memperingati semua jajaran di pemerintahan Indonesia akan bahaya neraka iklim yang sedang mengancam dunia.

Jokowi mengungkapkan, Sekjen PBB juga telah memperingati semua negara bahwa dunia menuju pada neraka iklim yang sangat ngeri.

Oleh karena itu, dia meminta semua pihak untuk tetap waspada, terus berhati-hati dan tidak boleh lengah, sebab tantangan ke depan tidak mudah.

“Ngeri (ancaman neraka iklim). Suhu akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun ke depan, hati-hati,” ucapnya, saat menyampaikan kata sambutan dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2024 di Istana Negara yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (14/6/24).

Presiden RI menerangkan, dalam satu tahun terakhir ini, dapat dirasakan betul adanya gelombang panas, dan periode terpanas.

Bahkan terangnya, di India cuaca panas sampai 50 derajat celcius, dan di Myanmar 45,8 derajat celcius, cuaca yang sangat panas sekali.

“Kalau orang panas, mungkin bisa masuk ke rumah, berteduh bisa. Tapi urusan pangan, hati-hati masalah ini,” ujarnya.

Jokowi menambahkan, WHO mengatakan bahwa jika didiamkan seperti sekarang ini, dan jika tidak ada pergerakan apa-apa dari suatu negara, maka pada tahun 2050 dunia akan mengalami kelaparan berat.

Oleh karena itu, Jokowi meminta semua pihak harus merencanakan dan mengantisipasi neraka iklim ini mulai dari sekarang, karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air.

“Nggak ada air dan akan masuk pada kekurangan pangan, artinya jangan main-main urusan kekeringan, jangan main-main urusan gelombang panas, larinya nanti bisa inflasi. Begitu stok tidak ada, produksi berkurang, produksi berkurang stok tidak ada, artinya harga pasti akan naik otomatis itu hukum pasarnya memang seperti itu,” lanjutnya.

Dengan demikian, Presiden terus meminta agar tidak terjadinya inflasi dengan mengantisipasi iklim neraka, karena jika hal itu terjadi korbannya adalah rakyat.

“Oleh sebab itu dalam tiga bulan ini, Kementerian Pertanian, Kementerian PU sudah diperintahkan bekerja sama dengan TNI dan kodam-kodam untuk secepatnya memasang, membangun pompa-pompa. Mungkin 20 ribu pompa akan kita pasang di daerah-daerah yang memiliki produksi utamanya beras dan tanaman pangan lain,” katanya.

Terakhir, Jokowi meminta dalam pengendalian gelombang panas ini yang menjadi kewajiban pusat dikerjakan pusat, yang menjadi kewajiban provinsi dikerjakan provinsi, dan yang menjadi kewajiban kabupaten/kota juga kerjakan kabupaten/kota, sehingga semua pihak betul-betul bekerja dan semuanya terintegrasi.

“Terutama daerah produksi, akan saya cek di lapangan, sehingga ketika el nino terjadi nanti di beberapa wilayah mungkin di bulan Juli sudah mulai dan yang masuk Agustus, September, Oktober kita siap, sehingga produksi tidak turun itu golnya,” tutupnya. (*)

Komentar