Gempa, Teguran Sekaligus Bukti Kasih Sayang Allah Ta’ala

MORALRIAU.COM – Salah satu peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hambaNya ialah dengan mendatangkan gempa bumi. Hal ini bisa terjadi di mana saja, termasuk kejadian di Kairo, Mesir pada 1992 silam. Kekuatannya memang biasa saja yaitu magnitudo 5,8.

Namun, musibah itu menyebabkan 545 jiwa meninggal dunia, 6.512 luka-luka dan 50 ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Dikutip dari buku pintar Sains dalam Alquran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah karya Dr. Nadiah Thayyarah, kalangan ahli gempa mengatakan, seandainya gempa bumi di Kairo (1992) terus berlanjut selama 10 detik saja, setengah bangunan di Kairo pasti akan rata dengan tanah dan lebih dari lima juta jiwa akan melayang.

Gempa di Kairo itu membuat para penafsir ilmiah berpikir. Bahwasanya getaran dahsyat yang terjadi di negeri tersebut sudah tertulis dalam Alquran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu, atau Dia mencampurkan kamu ke dalam golongan-golongan yang saling bertentangan dan menjadikan sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan Kami agar mereka memahaminya,” (QS. Al-An‘am: 65).

Kemudian dalam surah lainnya juga dijelaskan, yaitu: “Dan, Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang berlimpah kepadanya dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. Al-Nahl: 112).

Allah masih berbelas kasih dan berlemah-lembut terhadap penduduk Mesir, bila dibandingkan gempa di China (1556) yang menelan korban hingga 830 ribu jiwa, dan di India yang menewaskan 300 ribu jiwa. Sungguh jumlah yang sangat besar. Dalam guncangan tersebut sebenarnya Allah sayang terhadap semua makhluk hidup. Dia hanya ingin mengingatkan par ahambaNya yang lalai.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan, tidak ada suatu negeri pun yang durhaka penduduknya, melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat, atau Kami siksa penduduknya dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Lauhil Mahfuzh,” (QS. Al-Isra’: 56).

Banyak negeri telah rusak, kaum perempuannya memakai pakaian tapi sebenarnya telanjang, riba dimakan secara teran-terangan, hak-hak dikebiri dan tidak dipenuhi. Jika berbagai kemaksiatan ini terus dilakukan, dan kebenaran dinafikkan, niscaya bencana akan datang melanda.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda;

“Bila pemimpin kalian adalah orang-orang terbaik di antara kalian, orang-orang kaya kalian adalah orang yang paling dermawan di antara kalian, dan urusan kalian dimusyawarahkan di antara kalian, maka punggung bumi (hidup) Iebih baik bagi kalian ketimbang perut bumi (mati). Tapi, bila pernimpin kalian adalah orang-orang jahat di antara kalian, orang-orang kaya kalian adalah orang yang paling bakhil di antara kalian, dan urusan kalian diserahkan kepada kaum perempuan kalian, maka perut bumi lebih baik bagi kalian ketimbang punggung bumi,” (HR. Tirmidzi).

Oleh sebab itu, Allah secara terang-terangkan mengingatkan dengan semua firmanNya yang tertulis di Alquran: “Dan, Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan,” (QS. Hud: 117).

Kalimat “Dan, Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim,” mengandung arti bahwa itu adalah sesuatu yang mustahil dilakukan oleh Allah.

Sebab, Allah telah berfirman yang artinya: “Dan, negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka,” (QS. Al-Kahfi: 59). (okezone)

Komentar