Gangguan Pencernaan, Puan Pandan Wangi Mati di Pusat Latihan Gajah Minas

MINAS, MORALRIAU.COM – Seekor Gajah Sumatera (Elephant maximus sumatrensis) bernama Puan Pandan Wangi mati di Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas, Kabupaten Siak. Gajah betina berumur 3 tahun itu mengalami gangguan pencernaan.

Sebelumnya, Gajah Puan terkena jerat pemburu di kawasan HTI PT  Rimba Peranap Indah (RPI) di Desa Pandan Wangi, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu. Satwa bertubuh bongsor ini mengalami luka parah di kakinya.

Setelah terluka dengan kaki nyaris putus, Gajah Puan ditinggal kelompoknya. Anak gajah malang ini diselamatkan  oleh tim Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, 16 Desember 2019.

Gajah Puan dibawa ke PLG Minas untuk mendapat perawatan. Namun kondisi kesehatan gajah yang berasal dari kantong gajah di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) terus menurun.

Humas BBKSDA Riau, Dian Indriani, mengatakan, memasuki pertengahan Februari 2020, kondisi Gajah  Puan mengalami penurunan minum susu. Pada
13 Februari, tim medis  kembali melakukan pengobatan untuk mengembalikan kondisi Gajah Puan.

“Tim medis memberikan cairan infus serta vitamin untuk suporting kondisi tubuhnya. Hari ini (Jumat), kondisi Gajah Puan menjadi lemah dan tidak mau minim susu. Pada pukul 06.00 WIB, Gajah Puan mati,” kata Dian, Jumat (14/2/2020).

Tim medis BBKSDA Riau melakukan nekropsi atau bedah bangkai terhadap Gajah Puan oleh drh Dhanang dan paramedis Hadhibina dan Fitrayati. Adapun berat badan Gajah Puan lebih kurang   101 kg.

“Melihat perubahan pada organ (patologi anatomi) penyebab kematian diduga karena gangguan pencernaan sehingga penyerapan nutrisi terganggu,” tutur Dian.

Setelah dilakukan nekropsi, bangkai Gajah Puan dikubur di sekitar lokasi Pusat Latihan Gajah Riau di Minas. (*)

Komentar