Disdik Riau Kurangi 75 Persen Angka Putus Sekolah Lewat Program SMA Terbuka

PEKANBARU, MORALRIAU.COM – Dinas Pendidikan (Disdik) provinsi Riau bertekad mengurangi angka putus sekolah setidaknya sampai 75 persen di akhir masa jabatan Gubernur Riau, Syamsuar mendatang.

Untuk mencapai target itu, dalam dua tahun terakhir sudah ada program SMA Terbuka. Dimana, sasarannya adalah anak usia sekolah yang tak kesulitan mengakses lembaga pendidikan.

“Anak-anak di pelosok kampung, di parit-parit, di pesisir, yang tidak ada kesempatan bersekolah kita undang dan kita berikan pembelajaran,” tutur Kepala Disdik Riau, Zul Ikram S.Pd, M.Pd, Selasa (23/11/2021).

Zul Ikram menegaskan, kehadiran SMA Terbuka penting untuk mengatasi masalah putus sekolah di beberapa wilayah. Saat ini, SMA Terbuka sudah hadir di lima daerah. Tahun pertama, hadir di Indragiri Hilir (Inhil), Kampar dan Kepulauan Meranti.

Di tiga kabupaten itu, baik angka partisipasi kasar (APK) maupun angka partisipasi murni (APM) tergolong rendah. Artinya, angka putus sekolah tinggi di wilayah itu. Kemudian, di tahun kedua, SMA Terbuka hadir Siak dan Rokan Hulu.

Sejauh ini, sudah ada 49 Tempat Kegiatan Belajar (TKB). TKB bekerjasama dengan SMA negeri terdekat.

“Inilah yang kita sebut SMA Terbuka. Jadi, TKB ini merupakan sekolah formal juga,” kata Kadisdik.

Zul Ikram menekankan, angka putus sekolah, terutama di usia SMA sederajad bukan akibat faktor sosiologis. Tapi lebih kepada akses. Karena kondisi geografis, ada anak yang sulit mengakses sekolah.

Sebab itulah, solusinya menghadirkan TKB. Jadi, lembaga, termasuk gurunya langsung hadir ke daerah terpencil. Kadisdik mencontohkan di Inhil yang wilayahnya luas dan terpisahkan oleh laut. Alhasil, TKB banyak hadir di sana.

“Salah satu cara kita adalah membuka TKB dengan beberapa moda. Moda yang paling banyak dilakukan adalah pembelajaran jarak jauh. Bisa dengan modul, buku teks pembelajaran atau model yang lain,” kata Kadisdik.

Dia menargetkan, tiap tahun angka putus sekolah berkurang 0,22 persen. Tidak hanya lewat SMA Terbuka, tapi berkolaborasi juga dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di tiap kabupaten/kota.

Kadisdik optimis, target ini tercapai. Tahun pertama, tambahnya, sudah 1.060 anak putus sekolah terlayani. Tahun kedua, dengan angka yang sama sudah ada 2.120 orang. Di tahun selanjutnya, tentu sudah lebih dari 3 ribu orang.

Sementara Kepala Bidang PKPLK Disdik Riau, Pahmijan M.Pd yang hadir menjelaskan, lewat pelatihan ini diharapkan peserta mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi tim di masing-masing satuan pendidikan.

Peserta juga diharap mampu memahami tata kelola sekolah, memiliki pemahaman tentang kinerja masing-masing serta meningkatkan keterampilan guru pembina saat memberi pembelajaran dan pendampingan di TKB. (*)

Komentar