Cegah Radikalisme Dinilai Harus Terencana, Bukan dengan Atur Pakaian

JAKARTA, MORALRIAU.COM – Wacana pelarangan celana cingkrang dan cadar di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang disampaikan Menteri Agama, Fachrul Razi, terus jadi sorotan. Pelarangan ini dinilai tak efektif mencegah radikalisme.

Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, mengatakan wacana pelarangan itu tidak menyentuh hal substansial dalam rangka mencegah tindakan radikalisme maupun terorisme.

“Menurut saya itu kebijakan konyol, ngapain,” kata Tamrin dalam diskusi ‘Kupas Tuntas Gerakan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di Indonesia’ di Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (10/11).

Menurut dia, hal yang paling penting dilakukan adalah secara konkret mencegah dan menumpas tindakan yang menganggu keamanan nasional.

“Yang paling dasar adalah bagaimana pemerintah menyiapkan strategi untuk menangkal radikalisme dari kelompok-kelompok khilafah ini yang menyebarkan paham khilafah, lewat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),” jelas dia.

“Itu sebenarnya yang lebih substantif. Itu yang harus dihadapi secara terencana dan terarah, bukan pakaian orang diatur-atur gitu,” tegas Tamrin.

Ia juga menjelaskan, perbedaan antara pemikiran radikal dengan tindakan radikalisme. Menurutnya, radikal itu berpikir tentang mencari solusi hingga akar masalah.

“Berpikir radikal, berarti kita berpikir tentang akar masalah. Akar masalah itu kita ingin cabut. Radikal itu berbeda dengan radikalisme. Tapi kalau radikalisme adalah kecenderungan untuk menyelesaikan segala sesuatu secara ekstrem,” jelas Tamrin.

Sementara itu, Pegiat Anti-Intoleransi, Terorisme, dan Radikalisme, Haidar Alwi, mengatakan polemik terkait pelarangan penggunaan cadar dan celana cingkrang harus dihentikan.
Menurut dia, hal yang lebih penting adalah mengajarkan tindakan yang bertanggung jawab, membenahi sistem hingga menegakan hukum dengan baik.

“Jadi stop dulu. Polemiknya stop dulu. Kita usaha benahi dulu sistem, hukumnya, kita benahi baru masuk ke situ. Kita mau berantas radikalisme jangan mulai dari hal-hal yang masih bisa diperdebatkan, cadar, celana cingkrang, dan sebagainya,” kata Haidar di lokasi yang sama.

 

 

sumber kumparan

Komentar