JAKARTA, MORALRIAU.COM – Demi untuk membumikan ideologi Pancasila, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI (MPR) Bambang Soesatyo mengajak para pemuda untuk berada di garda terdepan.
Politikus Golkar yang disapa Bamsoet ini, berharap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bisa menjadi pegangan dan landasan hidup sehari-hari. Karena membumikan Pancasila adalah tanggung jawab bersama elemen bangsa.
“Sekurang-kurangnya ada lima tantangan yang harus menjadi perhatian kita secara sungguh-sungguh,” kata Bamsoet saat menghadiri acara Festival Budaya dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-91 yang digelar Pemuda Indonesia Bersatu (PIB), di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (27/10).
Dilansir jawapos, Bamsoet Menuturkan, tantangan pertama, adalah tentang pemahaman Pancasila. Saat ini masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas dan daya tarik pembelajaran Pancasila. Hal ini tidak terlepas dari rendahnya tingkat kedalaman literasi masyarakat Indonesia secara umum.
Kemudian, lanjut Bamsoet, tantangan kedua adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi sehingga mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, dan menguatnya gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
Sementara tantangan ketiga, adalah masih lebarnya kesenjangan sosial, karena masih terjadi sentralisasi pembangunan ekonomi pada wilayah-wilayah tertentu. Selain itu, meluasnya kesenjangan sosial antarpelaku ekonomi dan kebijakan ekonomi yang mengedepankan sektor ekstraktif yang kurang mengembangkan nilai tambah.
Untuk tantangan keempat, adalah persoalan pelembagaan Pancasila di mana lemahnya institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan politik, ekonomi, dan budaya serta masih lemahnya wawasan ideologi Pancasila di kalangan penyelenggara negara.
Terkahir, papar Bamsoet, ialah keteladanan Pancasila. Dalam konteks ini, tantangan yang dihadapi adalah masih kurangnya keteladanan dari tokoh-tokoh pemerintahan dan masyarakat. Hal ini diperparah dengan semakin maraknya sikap dan perilaku destruktif yang lebih mengedepankan hal-hal negatif di ruang publik.
Bamsoet meyakini, melalui semangat hari Sumpah Pemuda para anak-anak muda milenial akan terus melahirkan pemikiran-pemikiran atau gagasan-gagasan yang bernas untuk mengatasi berbagai tantangan global. Karena dalam lima tahun ke depan Indonesia akan menghadapi tantangan yang berat.
“Indonesia harus siap agar tak tertinggal dalam kompetisi global tanpa batas,” ujarnya.
Bamsoet juga menegaskan, Indonesia ke depan membutuhkan generasi muda yang unggul, yang berkarakter Pancasila, yang toleran, dan yang berakhlak mulia. Karenanya, kita butuh SDM unggul yang terus belajar, bekerja keras, serta berdedikasi tinggi.
“Saya meyakini, para Pemuda kita mampu berkontribusi besar dalam mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dalam periode kedua ini menitikberatkan pada pembangunan Sumber Daya Manusia,” tambah Bamsoet.
Oleh sebab itu seluruh elemen masyarakat harus merapatkan barisan untuk membangun Indonesia menjadi rumah yang besar, rumah Pancasila, rumah yang hangat dan nyaman bagi seluruh anak bangsa.
Atas dasar inilah MPR RI konsisten melaksanakan pembangunan karakter bangsa (nation character building) melalui pemasyarakatan Empat Pilar MPR yang pada hakikatnya adalah pembangunan jati diri bangsa Indonesia.
Empat Pilar MPR tersebut adalah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
Lalu, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kemudian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah konsensus negara yang harus dijunjung tinggi, serta Bhinneka Tunggal Ika, sebagai semangat perekat di tengah untaian keragaman bangsa yang majemuk.
“Kita harus terus memperkukuh empat pilar MPR dalam kehidupan sehari-hari, kita harus yakin bahwa cita-cita Indonesia masa depan yang lebih baik akan segera terwujud,” pungkasnya. (*)
Komentar